Blogger Widgets Indonesia SmallBiz Community: 2013 -->

Media Dialog Komunitas 'Small Business' Indonesia

Franchise Syari'ah, kenapa tidak?

Konsep Franchise yang berkembang sekarang ini sebenarnya cukup bagus, namun nuansa kapitalis masih sangat terasa. Selain itu, juga cenderung lebih menguntungkan Franchisor dan cenderung lebih merugikan franchisee.

Secara umum, dalam konsep Franchise biasanya franchisor akan mengenakan kepada franchisee beberapa hal, yaitu: franchise fee & royalty fee.

Franchise fee biasanya dibebankan ke franchisee untuk jangka waktu tertentu (biasanya 5 tahun). Sedangkan royalty fee biasanya dihitung dari omset penjualan.

Menurut saya, di sini terdapat ketidakadilan. Mengapa? Karena penerapan franchise fee berarti franchisor sudah mengambil untung di depan, sedangkan usaha belum berjalan.
Penghitungan royalty fee dari omset penjualan juga mencerminkan ketidakadilan, karena berarti si franchisor tidak menanggung risiko. Walaupun usaha tersebut rugi, sepanjang ada penjualan, franchisor tetap dapat royalty.

Padahal dalam ekonomi Islam kita diajarkan agar selalu menerapkan & menegakkan keadilan dalam berbisnis.


Konsep franchise berkembang karena di satu sisi ada pengusaha yang sudah berhasil dalam menjalankan bisnisnya, tetapi kekurangan modal untuk mengembangkan lebih besar lagi. Dan di sisi lain ada pihak yang memiliki modal, tetapi belum/tidak memiliki pengalaman atau keahlian dalam berbisnis di bidang tersebut.
Disinilah dua kepentingan itu bertemu dan bersinergi...

Wacana Etika Bisnis dalam Islam

Perbincangan tentang 'etika bisnis' di sebagian besar paradigma pemikiran pebisnis terasa kontradiksi interminis (bertentangan dalam dirinya sendiri) atau oxymoron ; mana mungkin ada bisnis yang bersih, bukankah setiap orang yang berani memasuki wilayah bisnis berarti ia harus berani (paling tidak) "bertangan kotor". 

Apalagi ada satu pandangan bahwa masalah etika bisnis seringkali muncul berkaitan dengan hidup matinya bisnis tertentu, yang apabila "beretika" maka bisnisnya terancam pailit. Disebagian masyarakat yang nir normatif dan hedonistik materialistk, pandangan ini tampkanya bukan merupakan rahasia lagi karena dalam banyak hal ada konotasi yang melekat bahwa dunia bisnis dengan berbagai lingkupnya dipenuhi dengan praktik-praktik yang tidak sejalan dengan etika itu sendiri.

Begitu kuatnya oxymoron itu, muncul istilah business ethics atau ethics in business. Sekitar dasawarsa 1960-an, istilah itu di Amerika Serikat menjadi bahan controversial. Orang boleh saja berbeda pendapat mengenai kondisi moral lingkungan bisnis tertentu dari waktu ke waktu. Tetapi agaknya kontroversi ini bukanya berkembang ke arah yang produktif, tapi malah semakin menjurus ke suasana debat kusir.

Wacana tentang  nilai-nilai moral (keagamaan) tertentu ikut berperan dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat tertentu, telah banyak digulirkan dalam masyarakat ekonomi sejak memasuki abad modern, sebut saja misalnya, Max weber dalam karyanya yang terkenal, The Religion Ethic and the Spirit Capitaism, meneliti tentang bagaimana nilai-nilai protestan telah menjadi kekuatan pendorong bagi tumbuhnya kapitalisme di dunia Eropa barat dan kemudian Amerika.

Walaupun  di kawasan Asia (terutama Cina) justru terjadi sebaliknya sebagaimana yang ditulis Weber. Dalam karyanya The Religion Of China: Confucianism and Taoism, Weber mengatakan bahwa etika konfusius adalah salah satu faktor yang menghambat tumbuhnya kapitalisme nasional yang tumbuh di China. Atau yang lebih menarik barangkali adalah Studi Wang Gung Wu, dalam bukunya China and The Chinese Overseas, yang merupakan revisi terbaik bagi tesisnya weber yang terakhir.

Di sisi lain dalam tingkatan praktis tertentu, studi empiris tentang etika usaha (bisnis) itu akan banyak membawa manfaat: yang bisa dijadikan faktor pendorong bagi tumbuhnya ekonomi, taruhlah dalam hal ini di masyarakat Islam. Tetapi studi empiris ini bukannya sama sekali tak bermasalah, terkadang, karena etika dalam ilmu ini mengambil posisi netral (bertolak dalam pijakan metodologi positivistis), maka temuan hasil setudi netral itu sepertinya kebal terhadap penilaian-penilaian etis.

Menarik untuk di soroti adalah bagaimana dan adakah konsep Islam menawarkan etika bisnis bagi pendorong bangkitnya roda ekonomi. Filosofi dasar yang menjadi catatan penting bagi bisnis Islami adalah bahwa, dalam setiap gerak langkah kehidupan manusia adalah konsepi hubungan manusia dengan mansuia, lingkungannya serta manusai dengan Tuhan (Hablum minallah dan hablum minannas).

Dengan kata lain bisnis dalam Islam tidak semata mata merupakan manifestasi hubungan sesama manusia yang bersifat pragmatis, akan tetapi lebih jauh adalah manifestasi dari ibadah secara total kepada sang Pencipta.

Etika Islam Tentang Bisnis
Dalam kaitannya dengan paradigma Islam tetntang etika bisnis, maka landasan filosofis yang harus dibangun dalam pribadi Muslim adalah adanya konsepsi hubungan manusia dengan manusia dan lingkungannya, serta hubungan manusia dengan Tuhannya, yang dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas).

Dengan berpegang pada landasan ini maka setiap muslim yang berbisnis atau beraktifitas apapun akan merasa ada kehadiran "pihak ketiga"  (Tuhan) di setiap aspek hidupnya. Keyakinan ini harus menjadi bagian integral dari setiap muslim dalam berbisnis. Hal ini karena Bisnis dalam Islam tisak semata mata orientasi dunia tetapi harus punya visi akhirat yang jelas. Dengan kerangka pemikiran seperti itulah maka persoalan etika dalam bisnis menjadi sorotan penting dalam ekonomi Islam.

Ribakah yang Saya Bayar?

Assalamualaikum wr. wb. Saya membeli sebuah kios disuatu pertokoan yang sedang dibangun dan akan selesai dalam beberapa bulan lagi. Penjual memberi harga (misalnya) Rp 100.000, - Pembayarannya boleh dicicil selama sekian waktu. Namun bila saya bermaksud membayar kontan, maka diberi potongan 10%. 

Pertanyaannya, apakah jual-beli bangunan yang belum jadi sama dengan jual-beli 'ijon'? (maaf kalau salah istilah, maksud saya seperti membeli buah/padi yang belum panen)
Dan apakah jual-beli ini mengandung unsur riba? Apabila hal ini dilarang agama, apa yang harussaya lakukan apabila sudah terlanjurmembayar dengan memilih cara mencicil?
Wassalamualaikum wr. wb.

Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Kalau Anda bertanya apakah sistem ini dinamakan ijon atau bukan, wah terus terang kami tidak tahu. Sebab istilah ijon itu istilah yang tidak baku. Dan dalam sistem syariah Islam, kita tidak mengenal istilah itu.

Tapi kalau pertanyaannya, apakah cara demikian boleh dan halal, maka barulah kami akan jawab. Tapi sebelumnya, perkenankan kami membuat beberapa perbandingan terlebih dahulu.

Kehalalan Mencicil Harga
Mencicil harga suatu benda yang dibeli hukumnya jelas boleh. Sebab yang namanya akad jual beli itu tetap sah meski pembayaran belum langsung lunas. Pembayaran boleh dilakukan tunai, dan juga boleh dilakukan secara angsuran alias cicilan.

Dan dalam beberapa bentuk akad transaksi, pembayaran dalam bentuk cicilan memang sangat mutlak dan penting. Bahkan terkadang justru untuk kepentingan pihak penjual sendiri.
Yang penting ketika akad, pilihan untuk membayar tunai atau cicilan, harus sudah dijatuhkan. Agar tidak terjadi kerancuan dalam sistem akadnya.

Kehalalan Menjual Dengan Harga Berbeda
Di sisi lain, hukum Islam juga membolehkan penjualan harga barang yang berbeda-beda untuk tiap waktu. Kadang harga tinggi, tapi kadang harga turun.

Dan urusan menaikkan atau menurunkan harga ini adalah hak pedagang. Dan selama pembelinya rela dan sepakat dengan harga yang ditawarkan pedagang, sehingga timbul kesepakatan harga yang disebut dengan istilah 'an-taradhin', dari kedua belah pihak, maka akad itu halal.

Perbandingannya begini, misalnya Anda menjual bahan kebutuhan pokok. Tentu harga itu akan berbeda tiap harinya. Kadang naik dan kadang turun. Apalagi menjelang liburan Idul Fitri, biasanya harga-harga kebutuhan pokok bergerak naik.

Harga Total Cicilan Lebih Tinggi
Dari dua kehalalan di atas, maka juga dibolehkan untuk menggabungkan keduanya. Dihalalkan untuk membedakan nilai harga jual antara bila pembayaran dilakukan kontan dan pembayaran dilakukaan dengan cara cicilan.

Asalkan dengan satu syarat, yaitu nilai total harga hatus ditetapkan di awal dan tidak boleh berubah lagi. Anda harus memilih satu dari dua pilihan harga pembayaran, dan otomatis juga harus memilih salah satu cara, apakah mau tunai atau mau cicilan.

Dalam pembelian kios Anda tadi, ada dua penawaran yang harus anda pilih salah satunya. Pilihan pertama, harganya Rp 100 ribu, pembayarannya boleh dicicil beberapa kali, hingga nilainya mencapai Rp100 ribu.

Lalu ada pilihan kedua yang harganya Rp 90 ribu, tapi syaratnya harus dibayar tunai di awal. Berarti hemat 10% persen seperti yang anda sebutkan.

Maka akad jual beli ini halal hukumnya, selama Anda menetapan salah satu pilihan. Dan selama anda menghindari terjadinya riba. Riba bisa terjadi seandainya nilai harga beli kios itu semakin bertambah terus kalau tidak lunas-lunas. Pada saat itu yang terjadi adalah riba yang diharamkan Allah SWT.
Wassalamualaikum wr. wb.

Jual Beli dengan Dua Harga dalam Islam

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Saya membuka kios pupuk. Modal untuk 1 karung pupuk adalah Rp 70.000 s/d Rp 115.000 Dalam 1 karung pupuk (dengan pembelian kontan) saya mendapatkan keuntungan Rp1.500 s/d Rp 6.500. Mayoritas transaksi dalam perdagangan kami adalah sistem kontan. Namun, ada sebagian kecil petani menginginkan sistem bayar panen, artinya mereka ambil dahulu pupuknya kemudian bayarnya setelah mereka panen (tempo 3-4 bulan).

Yang ingin saya tanyakan, bolehkah bagi saya untuk menerapkan sistem dua harga? Misalnya, bila bayar panen (tempo) harga sekian, yang tentu saja harga tempo lebih besar daripada harga kontan, karena bila kami menerapkan harga sama maka (dalam perhitungan bisnis) jelas kami merugi. Mohon solusi dan jawabnnya, Ustad.

Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarakatuh.

Jual Beli Dua Harga
Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad, keluaga, dan sahabatnya. Bapak Tri Widodo, semoga Allah memberkahi usaha Bapak dan menjaga Bapak dan keluarga Bapak.

Selanjutnya, perlu diketahui bahwa para ulama berbeda pendapat tentang hukum menjual barang dengan dua harga, kontan sekian kredit sekian. Akan tetapi, pendapat yang paling kuat dalam masalah ini ialah pendapat yang membolehkannya. Kesimpulan ini berdasarkan kepada beberapa alasan berikut:

Dalil pertama: Keumuman firman Allah Ta’ala,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.” (Q.S. al-Baqoroh: 282)

Ayat ini adalah salah satu dalil yang menghalalkan adanya praktik hutang piutang, sedangkan akad kredit adalah salah satu bentuk htuang, maka dengan keumuman ayat ini menjadi dasar dibolehkannya perkreditan.

Dalil kedua: Hadits riwayat Aisyah,

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membeli sebagian bahan makanan dari seorang Yahudi dengan pembayaran terhutang, dan beliau menggadaikan perisai beliau kepadanya.” (HR. Al-Bukhori: 1990 dan MuslimL 1603)

Pada hadits ini, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam membeli bahan makanan dengan pembayaran terhutang, dan sebagai jaminannya, beliau menggadaikan perisainya. Dengan demikian, hadits ini menjadi dasar dibolehkannya jual beli dengan pembayaran terhutang, dan perkreditan adalah salah satu bentuk jual beli dengan pembayaran terhutang.

Dalil ketiga: hadits Abdullah bin Amr bin al-Ash: 

“Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahku untuk mempersiapkan suatu pasukan, sedangkan kami tidak memiliki tunggangan dengan pembayaran tertunda hingga datang saatnya penarikan zakat. Maka Abdullah bin Amr (bin al-Ash) pun atas perintah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membeli setiap ekor unta dengan harga dua ekor unta yang akan dibayarkan ketika telah tiba saatnya pernaikan zakat.” (HR. Ahmad 2/171, Abu Dawud: 3359, dan dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam Irwa’ul Ghalil: 1258)

Pada kisah ini, Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan kepada sahabat Abdulloh bin Amr bin al-Ash untuk membeli setiap ekor unta dengan harga dua ekor unta secara pembayaran terhutang. Sudah dapat ditebak bahwa beliau tidak akan rela denagn harga yang begitu mahal (200%) bila beliau membeli dengan pembayaran tunai. Dengan demikian, pada kisah ini, telah terjadi penambahan harga barnag karena pembayaran yang tertunda (terhutang).

Dalil keempat: Keumuman hadits salam (jual beli dengan pemesanan)
Di antara bentuk perniagaan yang diizinkan syari’at adalah dengan cara salam, yaitu memesan barang dengan pembayaran di muka (kontan). Transaksi ini adalah kebalikan dari transaksi kredit. Ketika menjelaskan hukum transaksi ini, Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak mensyaratkan agar harga barang tidak berubah dari pembelian dengan penyerahan barang langsung. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam hanya bersabda,

“Barang siapa yang membeli dengan cara memesan (salam), hendaknya ia memesan dalam takaran yang jelas, timbangan yang jelas, dan hingga batas waktu yang jelas pula.” (HR. Al-Bukhari: 2124 dan Muslim 1604).

Pemahaman dari empat dalil di atas dan juga lainnya selaras dengan kaidah dalam ilmu fiqih, yang menyatakan bahwa hukum asal setiap perniagaan adalah halal. Berdasarkan kaidah ini, para ulama menyatakan bahwa selama tidak ada dalil yang shohih dan tega yang mengharamkan suatu bentuk perniagaan, maka perniagaan tersebut boleh atau halal dilakukan.

Bila Anda bertanya perihal sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berikut;

“Barang siapa yang menjual dua penjualan dalam satu penjualan maka ia hanya dibenarkan mengambil harga yang paling kecil kalau tidak maka ia telah teratuh ke dalam riba.” (HR. Abu Dawud: 3463).

Maka ketahuilah bahwa penafsirannya yang paling tepat ialah apa yang dijelaskan oleh Ibnul Qayyim dan lainnya, bahwa makna hadits ini adalah larangan berjual beli dengan cara inah. 

Jual beli inah ialah seseorang menjual kepada orang lain suatu barang dengan pembayaran dihutang, kemudian seusai barang diserahkan, segera penjual membeli kembali barang tersebut dengan pembayaran kontan dan harga yang lebih murah.

Wallahu Ta’ala A’lam.

Lima Fakta Ekonomi Indonesia Versi Bayu Krisnamurthi

Saat membuka acara Simposium Nasional "Ekonomi Kopi" di Universitas Jember, Kamis, 8 November 2012, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi melontarkan lima fakta yang menurut dia bisa menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia. "Saya menyebutnya "lima angka lima" yang patut kita cermati dalam dinamika ekonomi kita," katanya.

Bayu Krisnamurthi, Wamen Perdagangan
 Pertama, menurut Bayu, ada 50 juta orang Indonesia yang diidentifikasi sebagai anggota kelas konsumen. Mereka adalah orang-orang yang memiliki daya beli hingga Rp 20 juta per bulan untuk segala macam kebutuhan hidup, seperti makanan, minuman, dan barang-barang fashion

Mereka selalu mencari dan membeli beragam barang dengan pertimbangan kebutuhan, kualitas, pelayanan, dan gengsi. "Kelompok ini besarnya dua kali Malaysia, dua kali Australia, dan sepuluh kali Singapura," katanya.

Kedua, ada Rp 5.000 triliun uang yang dipakai warga membeli kebutuhan sandang, pangan, dan papan setiap tahun. Sekitar Rp 3.000 triliun dipakai membeli makanan dan minuman. "Mereka tidak mau monoton, selalu ingin mencoba yang baru," katanya.

Ketiga, ada 53 persen penduduk Indonesia yang tinggal di kota. Mayoritas dari mereka adalah konsumen, bukan produsen pangan. Keempat, ada 52 kota di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan ekonomi-sosial yang tinggi. "Di Jawa Timur, yang termasuk adalah Malang, Kediri, Jember, Banyuwangi, dan Blitar. Kota kedua yang menjadi sasaran pasar dunia," katanya.

Kelima, ada 54 jenis barang yang menjadi fokus kebutuhan rakyat Indonesia. Yang dominan, kata Bayu, adalah kebutuhan makanan, minuman, pakaian, dan kosmetik.

"Lima angka itu menjadi indikasi penting akan begitu besarnya potensi pasar Indonesia yang terus diburu produsen dari luar negeri. Dan ini yang harus kita benahi agar bisa memperkuat ekonomi, salah satunya menekan impor,"kata dia.

Indonesia, kata Bayu, perlu menumbuhkan industri intermediate atau industri bahan dan bahan penolong agar angka impor tak lagi besar. Apalagi saat ini impor bahan baku lebih besar daripada impor barang konsumsi. "Pertumbuhan impor barang konsumsi kita hanya 0,6 persen. Tapi pertumbuhan impor bahan baku dan bahan penolong mencapai 10-15 persen," katanya.

Kondisi itu berarti masyarakat Indonesia sudah mulai bergeser, dari menggunakan barang konsumsi impor ke barang produksi dalam negeri. Namun, tren positif ini tidak diikuti tren serupa dalam proses produksi. (dbs)

13 Permasalahan Indonesia di 2013

Tak bisa dielakkan, bangsa yang besar tentu saja memiliki banyak permasalahan yang harus dihadapi. Berikut adalah 13 permasalahan yang masih melekat dan harus diselesaikan oleh Indonesia sepanjang tahun 2013.

1) Infrastruktur
Pembangunan infrastruk­tur merupakan tantangan uta­ma yang harus segera diatasi oleh Indonesia. Negara ini perlu berinvestasi besar dalam rang­ka meningkatkan daya saing. Sadar akan keterbatasan angg­aran yang dimiliki, pemerintah sangat bergantung dan men­gandalkan peran serta aktif sek­tor swasta atau investor untuk ikut membangun infrastruk­tur. 

Pemerintah menaruh hara­pan pada konsep Masterplan Percepatan dan Perluasan Pem­bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) untuk menggenjot pem­bangunan infrastruktur dalam negeri.

Selain itu masalah pembe­basan tanah telah lama men­jadi kendala utama terhadap pembangunan infrastruktur di Indonesia, khususnya pem­bangunan jalan tol, dengan ketidakpastian dalam proses sehingga sulit bagi kontraktor untuk menilai risiko dan men­gakses pembiayaan dari bank. Dengan mendorong implemen­tasi regulasi tersebut ke depan diharapkan dapat memban­tu mempercepat bergulirnya proyek-proyek baru.

2) Ekonomi
Kemiskinan merupakan faktor utama masalah ekonomi Indonesia, jumlah penganggu­ran yang semakin meningkat, tingkat kecerdasan masyarakat yang masih rendah, dan dis­tribusi pendapatan yang tidak merata. Di kota besar seper­ti Jakarta, keadaan seper­ti ini sudah menjadi peman­dangan umum. Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa hidup sebagai pemu­lung sampah.

Oleh karena itu, pendapatan yang diperoleh san­gat rendah, anaknya tidak da­pat bersekolah karena keter­batasan biaya, sehingga tingkat kecerdasan anak tersebut tidak berkembang. Hal ini juga men­imbulkan kesenjangan ekonomi yang tajam antara orang yang berpenghasilan tinggi dan orang yang berpenghasilan rendah.

3) Politik
Masuk tahun 2013, konste­lasi politik demikian memanas, terutama karena menuju pemi­lihan presiden (Pilpres) 2014.

Sejumlah politikus pun sudah membakar tungku politis untuk merebus siasat-siasat politik, dan partai politik juga demiki­an berkobar-kobar membakar emosi massa dengan menggelar strategi kegiatan-kegiatan poli­tik. Maka boleh dibilang tahun 2013 tahun musim panas poli­tik. Dalam musim panas politik itulah pula jelang Pilpres 2014 sejumlah nama sudah mencu­at digadang-gadang akan maju sebagai Calon Presiden Indone­sia.

Paling tidak sebuah survei telah merilis 36 nama Capres yang mungkin akan memimpin Indonesia pada 2014-2019 men­datang, antara lain, Mahfud MD, Jusuf Kalla, Hatta Raja­sa, Prabowo Subianto, Megawa­ti Soekarnoputri, dan lainnya. Jadi, siapkan diri anda sebagai masyarakat Indonesia untuk mengamati hingar bingar politik jelang Pilpres 2014 sepanjang satu tahun ini.

4) Kesenjangan Sosial
Kesenjangan sosial yang dipicu ketimpangan pendapatan yang dalam satu dekade terakh­ir kian parah. Rasio gini yang pada 2002 sebesar 0,28, pada 2011 sebesar 0,41.

Tahun ini, ra­sio gini kemungkinan lebih be­sar lagi akibat ledakan kelas menengah atas dan golongan penduduk miskin yang masih besar. Rasio gini menunjukkan tingkat ketimpangan pendapa­tan. Hasil kajian Credit Suisse yang dituangkan dalam Global Wealth 2012 menyatakan, dari 155 juta orang dewasa Indonesia saat ini terdapat 104.000 orang kaya dengan total kekayaan di atas $ 1 juta atau Rp 9 miliar. 


Lima Prinsip Inovasi ala Steve Jobs (1)

Hello Mitra Bisnis, apakabar Anda hari ini?
Saat ini mari kita belajar dari salah satu pemimpin yang paling inovatif saat ini  yaitu Steve Jobs,  CEO dari Apple. Dalam buku berjudul “The Innovation Secrets of Steve Jobs”,  Carmine Gallo menjelaskan  beberapa  prinsip-prinsip  yang  bisa digunakan untuk "berpikir secara berbeda" tentang  inovasi suatu produk, jasa atau merek.

Prinsip Satu: Do what you love.  Lakukan apa yang Anda cintai. Steve Jobs pernah mengatakan kepada sekelompok karyawan, "Orang yang memiliki gairah bisa mengubah dunia menjadi lebih baik." Steve telah mengikuti kata hatinya sepanjang hidupnya  dan memiliki gairah atau semangat itu,  dan itulah yang  telah membuat suatu  perbedaan.  Sangat sulit untuk memiliki ide-ide yang baru dan kreatif  kecuali  Anda bergairah untuk  bergerak maju.

Prinsip Dua:  Put a dent in the universe. Steve Jobs percaya pada kekuatan visi. Dan ia pasti memiliki visi yang besar. Pada pertengahan 1970-an ketika komputer diasingkan ke sekelompok kecil penggemar, Steve Jobs yakin bahwa ia bisa menempatkan komputer di tangan orang sehari-hari  atau “everyday people” (dulunya mungkin ukuran komputer sangat besar). Dan dia menantang pendiri Steve Wozniak dan tim Apple untuk menciptakan sebuah komputer yang bisa digunakan sehari-hari dengan nyaman. Akhirnya, terciptalah Macintosh. Komputer yang mengubah segalanya. “Steve’s extraordinary vision and leadership saved Apple and guided it to its position as the world’s most innovative and valuable technology company,” kata Art Levinson, Ketua Genentech, atas nama Dewan Apple.

Prinsip Tiga: Kick start your brain. Steve Jobs pernah berkata "Kreativitas adalah menghubungkan berbagai  hal ".  Maksudnya adalah bahwa orang dengan seperangkat luas pengalaman hidup sering dapat melihat hal-hal yang orang lain lewatkan. Pekerjaan sering menghubungkan ide-ide dari bidang lain.  Jobs  telah banyak menggunakan ide dari industri lain untuk menginspirasi kreativitasnya dalam berinovasi. Misalnya, ia belajar kaligrafi di perguruan tinggi. Sekalipun kaligrafi tidak memiliki aplikasi praktis untuk hidupnya,  tapi ia tertarik dan bergairah tentang hal itu. Kemudian pengalaman kaligrafi yang menemukannya jalan ke Mac, komputer pertama dengan font yang indah.

Prinsip Empat: Sell dreams, not products.  Jual mimpi, bukan produk. Untuk Steve Jobs,  dia memperlakukan orang yang akan membeli produk Apple bukan sekedar "konsumen."  Tetapi  mereka  adalah orang-orang yang memiliki harapan, mimpi dan ambisi. Dia membangun produk untuk membantu orang mencapai impian mereka. Dia pernah berkata, Suatu saat dia berkata, “some people think you’ve got to be crazy to buy a mac, but in that craziness we see genius and those are the people we’re making tools for. Your customers don’t care about your product. They care about themselves, their hopes, their ambitions”.

Prinsip Lima: Say no to 1,000 things.  Katakan tidak untuk 1.000 hal. Steve Jobs pernah berkata, “I’m as proud of what we don’t do as I am of what we do.” Dia berkomitmen untuk membangun produk dengan sederhana, desain rapi.  Dari desain iPod untuk iPad, dari kemasan produk Apple, untuk fungsi situs web, di dunia Apple, inovasi berarti menghilangkan yang tidak perlu sehingga  yang penting-penting akan terlihat lebih jelas. Apa pun yang mengacaukan pengalaman pengguna dihilangkan. Itu sebabnya hanya ada satu tombol di bagian depan iPad atau mengapa tidak ada keyboard built-in pada iPhone. Yang membuat Produk Apple populer adalah karena sederhana, elegan dan mudah digunakan

Prinsip Enam: Create insanely great experiences. Bukan hanya produk-produk Apple dengan inovasi tinggi yang diciptakan Steve, tapi Apple store nya juga di buat sedemikian sehingga menarik minat pengunjung. Terhitung, rata-rata pengunjung sebanyak 17.000 setiap minggunya. Ia ingin memberikan hubungan emosional antara pengunjung dengan produk apple.

Prinsip Tujuh: Master the message. Jika Anda memiliki ide terbesar di dunia tetapi jika Anda tidak dapat mengkomunikasikan ide-ide Anda, tidak masalah. Steve Jobs adalah pendongeng terbesar perusahaan di dunia, meluncurkan produk berubah menjadi suatu bentuk seni Bukan hanya memberikan presentasi seperti kebanyakan orang, ia memberitahu, ia berpendidikan, ia terinspirasi dan dia terhibur, semua dalam satu presentasi. Jika ada suatu hal yang kamu dapat lakukan hari ini, it’s to think visually. Kata-kata sangat sedikit di slide steve job jika dia presentasi. Ini sebuah filosofi yang disebut keunggulan gambar.

Lima Prinsip Inovasi ala Steve Jobs (2)

Sederhananya, inovasi adalah cara baru dalam melakukan sesuatu yang menghasilkan perubahan positif. Inovasi dapat dicapai oleh siapa pun di setiap organisasi, terlepas dari jabatan atau posisi mereka. Buatlah  inovasi menjadi  bagian dari 'DNA merek Anda' dengan berpikir berbeda tentang tantangan bisnis Anda.

Kalau kita melihat dari seorang Steve Jobs, kita  benar-benar merasakan pengalaman unik dari  kehidupan  Steve Jobs dan cara dia memandang tentang bisnis, hidup dan pekerjaan. Ketika ia drop out dari kuliah, ia tidak langsung menciptakan Apple - pada kenyataannya, dia tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia mengambil kelas kaligrafi. Bahkan, Jobs menjalani hidupnya dengan  banyak mengikuti kata hatinya  dalam segala hal.

Tidak ada keraguan bahwa Steve Jobs memiliki sesuatu yang istimewa. Dia memiliki cara hidupnya dengan cara tertentu, bahkan, tampaknya tidak pernah fokus untuk membangun sebuah kerajaan, tetapi lebih untuk menjadi dan melakukan apa yang  kata hatinya katakan.  Tanpa dia jalani itu semua, mungkin Apple tidak akan menjadi Apple yang sekarang.

Dari semua contoh yang bisa kita pelajari, intinya adalah Jangan menjadi Steve Jobs - Jadilah diri kita sendiri!

Kita akan belajar "Bagaimana menjadi diri kita yang terbaik". Di antaranya kita belajar  tentang dasar-dasar menciptakan banyak pelanggan, menjual mimpi bukan produk dan semua hal-hal yang menarik di hati sanubari kita yang terdalam. Dari prinsip-prinsip di atas kita akan melihat apakah yang perlu kita perhatikan dalam melakukan suatu inovasi bagi bisnis. Apakah yang perlu kita tambahkan.

Jika Anda ingin melakukan atau memikirkan sesuatu untuk bagaimana mengubah bisnis Anda, produk Anda dan apa yang harus Anda lakukan di dunia ini, sekaranglah kesempatannya. Anda dapat mengharapkan untuk memiliki waktu-waktu yang luar biasa saat ini. Jangan ditunda-tunda lagi. Ingat, tanpa inovasi bisnis kita akan berhenti. 

Mungkin Anda akan memiliki wawasan tentang cara baru untuk melakukan sesuatu. Mungkin Anda akan memutuskan bahwa apa yang Anda benar-benar perlu lakukan, yang tadinya tidak pernah Anda pikirkan. Apapun itu, dengan contoh-contoh dan prinsip-prinsip berinovasi yang kita pelajari, maka pikiran Anda sedikit  lebih terbuka untuk berpikir inovatif. Baiklah, selamat berinovasi.*

| previous

Setting Goal

Hello Mitra Bisnis, Selamat Tahun Baru 2013,
Mengawalli Januari 2013 ini, redaksi memiliki perumpamaan menarik untuk Anda;

“Without goals, and plans to reach them, you are like a ship that sail with no destination”  (Fritzhugh Dodson)

Itulah perumpamaan bagi orang yang tidak punya tujuan dalam hidupnya. Banyak orang melakoni perannya, tapi tidak tahu arah hidup yang ingin ditujunya. Mereka-reka hidup adalah apa yang kemudian dilakukannya.

Bila sesuatu hal buruk terjadi, mereka akan berdalih nasib tak berpihak padanya. Tidak jarang seseorang baru menyadari tujuan hidupnya pada usia tua. Sangat disayangkan memang.

Seringkali orang tidak berani melakukan perubahan dalam hidupnya. Dia hanya menunggu, dan menunggu adanya perubahan tersebut, hingga akhirnya tujuan hidupnya tidak tercapai!

Sebenarnya, tidak masalah jika kita harus mengubah tujuan hidup beberapa kali. Hal yg terpenting adalah setiap saat kita mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai.

Setidaknya kita tahu ke mana kita akan berjalan dan strategi apa yang harus diambil.
Dibawah ini, saya cuplikan 4 Cara Yang Bisa Anda Gunakan Untuk Menetapkan Tujuan Hidup:

Tetapkan Keinginan
Tanyakan pada hati nurani, apa sebenarnya keinginan Anda untuk beberapa tahun ke depan?
Tidak ada salahnya anda bermimpi. Anda tidak perlu malu mengakuinya, lagipula, toh tidak ada biaya yang harus Anda keluarkan untuk sekedar bermimpi.

Kumpulkan Informasi
Dengan mengumpulkan informasi, Anda bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan.
Jika ada orang lain yang sudah berhasil melakukan yang Andan inginkan, belajarlah dari mereka. Lakukan apa yang mereka kerjakan!

Beraksilah Jangan Hanya Diam
Lakukan sesuatu dan secara terus menerus yang akan membawa Anda pada impian hidup yang diinginkan!

Tingkatkan Kemampuan
Jika ada cara yang Anda lakukan terbukti efektif dan mendekatkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka alangkah baiknya jika Anda berusaha untuk meningkatkan kemampuan dan menambah kecepatan kinerja agar tujuan hidup Anda lebih cepat tercapai.

Jika keempat hal di atas Anda lakukan secara terus menerus tanpa lelah dan bosan, Insya Allah, Anda akan mendapatkan tujuan hidup yang diinginkan.

Sesungguhnya Anda, ibarat sebagi seorang ‘pemahat’ atas gambaran kehidupan Anda sendiri. Dan seorang pemahat yang baik akan selalu memiliki ‘planning’ terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Dalam hal ini, Anda hanya bisa sebesar dan sebahagia sebagaimana tujuan yang telah Anda tentukan. Oleh sebab itu, 'pahatlah' diri Anda sebaik-baiknya!

2013: Transforming Your Dragon

Hello Mitra Bisnis,
Seorang penulis buku Jose Stevens dalam bukunya yang menarik ‘Transforming Your Dragon‘ (Mentransformasikan Naga dalam Dirimu), ia menjelaskan beberapa tahapan kematangan pribadi seseorang.
Berikutnya mari kita perhatikan ciri-ciri orang yang betul-betul memiliki kematangan.

Pertama, fokus orang matang ada pada ‘being’ (menjadi) bukan pada ‘doing (melakukan). Perhatikan misalnya dua orang yang sama-sama mencoret dan membuat gambar mural di tembok. Yang satu membuat coret karena kesel dan ingin melampiaskan kemarahannya di tembok. 

Namun, satunya lagi menggambar dengan tujuan memperindah tembok itu. Jadi, meskipun sama-sama melakukan aksi ‘coret-coret’ di tembok namun pemaknaan mereka berbeda. Satunya dengan sebuah tujuan, dan satunya lagi hanya sekadar melampiaskan kejengkelan. Begitu pula yang terjadi dengan perbedaan antara orang matang dengan yang tidak matang dalam melakukan pekerjaan seperti: menjual, memberikan pelayanan, dll.

Kedua, mereka tidak terpaku dengan kegagalan dan selalu bisa belajar dari setiap situasi. Berbeda dengan orang tidak matang yang seringkali menyalahkan, mencari kambing hitam dan menolak tanggung jawab, orang yang dewasa bersikap berbeda. 

Baginya, yang penting adalah belajar dari setiap situasi dan mencoba mengambil pembelajarannya. Biasanya, beda kualitas orang yang dewasa dengan yang tidak, akan semakin kentara tatkala mereka harus menghadapi situasi yang sulit.

Ketiga, orang yang dewasa bukanlah orang yang senang menjatuhkan dan mendemotivasi. Salah satu ciri terbaik dari orang yang matang adalah kalimat serta kata-katanya memberikan support, motivasi dan dorongan. Disinilah kita bisa membedakan seorang teman yang matang atau tidak. Seorang yang matang, tatkala kita sulit akan memberikan semangat. Begitu pula, tatkala kita sukses mereka betul-betul tulus bergembira atas kemenangan dan kesuksesan kita.

Dan akhirnya, orang yang dewasa pun mampu bersikap jujur dalam berbagai situasi. Di satu sisi, mereka bisa menjaga kerahasiaan dengan baik (jadi bukannya jadi ember yang bocor!). Namun, di sisi lain, mereka bisa mengungkapkan perasaan dengan jujur tanpa menyinggung orang lain.

Akibatnya, kita tahu bahwa ungkapan serta kalimat-kalimatnya pada dasarnya bisa dipercaya. Mereka ini bukanlah tipe yang berbicara di depan Anda untuk menyenangkan Anda tetapi bisa berbicara lain, pada orang dan situasi yang lain, demi kepentingannya sendiri. Dengan demikian, Anda nyaris bisa mempercayai apa yang diucapkan oleh orang-orang yang matang emosi dan mentalnya ini.

Nah, sekarang dengan empat ciri ini saja ada sebuah tugas kita untuk mengevaluasi diri kita sendiri: seberapa matangnya diri kita?
Dan ingat … jangan sampai kita menilai orang lain tidak matang, tetapi sebenarnya diri kitalah yang sebenarnya bermasalah!*

Menjadi yang 'Limited Edition'

Anda pasti sudah sering baca atau dengar kalimat ini, Limited Edition! Apakah yang terpikir di benak Anda, saat Anda membaca atau mendengar “Limited Edition” ini? Ya, pastilah Anda berpikir…"Wow, ini barang baik, barang bagus dan terbatas jumlahnya, Wah, boleh juga tuh barang, bisa buat gengsi pembelinya karena sangat terbatas jumlahnya.

Ya, Limited Edition! sebuah kata yang memang memberikan kesan spektakuler positif, bergengsi, baik, bagus, dan sengaja dibatasi jumlahnya, sehingga tidak semua orang mempunyainya.

Kalau kita perhatikan lingkungan sekitar kita hidup, maka kita pasti sering menemui orang-orang kebanyakan, dan sebagian besar dari mereka ini terkesan memiliki sifat dan sikap nyaris serupa satu sama lainnya. Cobalah Anda mengajak bicara orang-orang di sekitar Anda, maka Anda akan mendapatkan kesan sama, baik dari gaya bicara, cara berdirinya atau tatapan matanya, bahkan kalau Anda jeli…cara berpikirnya pun nyaris sama. 

Itulah kenyataan dari kebanyakan orang. Kebanyakan orang yang hidupnya biasa-biasa saja, yang menjalani hidup apa adanya, terserah hidup mau berikan apa…itu diterima begitu saja, dan…mereka ini selalu menganggap bahwa hidupnya ini sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa! Sudah Takdir!

ALLAH memang menciptakan manusia, boleh dikata secara masal untuk menghuni bumi ini. Namun Dia sesungguhnya juga membekali manusia dengan “hardware dan software” yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupannya di bumi ini dan bisa di-setting ulang sesuai kehendak pribadinya masing-masing. Inilah yang dikemudian hari akhirnya memunculkan istilah "Hidup adalah sebuah pilihan", yang bermakna bahwa kita ini bisa memilih model kehidupan apapun terserah diri kita masing-masing untuk kita jalani di sepanjang kehidupan ini.

Meskipun Tuhan telah memberikan “hardware dan software” yang saya yakin itu diberikanNYA secara adil kepada setiap ciptaanNYA, namun karena kita juga diberikan kebebasan untuk men-setting ulang, maka akhirnya yang terjadi adalah…kebanyakan orang telah men-setting ulang dirinya menjadi sesuai standar umum sebagaimana kebanyakan orang di lingkungan hidupnya, dan menjadi orang kebanyakan.

Kembali ke istilah Limited Edition! Istilah ini lebih cocok untuk orang-orang yang menyadari bahwa diri mereka sebenarnya sudah di-setting oleh Tuhan menjadi orang-orang yang terpilih untuk menyemarakkan bumi sebagai seorang SUKSES, menjadi Khalifah atau Pemimpin di bumi ciptaanNya ini. 

Orang-orang dengan kategori Limited Edition ini, tetap menjaga setting awal dari Tuhan dan hanya menambah hal-hal yang lebih baik sebagai pilihan hidupnya. Mereka yang Limited Edition, tetap menjaga amanah Tuhan sebagai orang sukses yang telah menjadi takdir dariNya. Mereka senang mempelajari dirinya, sangat mengerti dirinya, dan sangat mengenal dirinya secara utuh. Inilah sifat dan sikap orang Limited Edition! dan jumlahnya memang sangat sedikit atau bisa dikatakan sangat terbatas…Limited Edition!

Jika Anda lihat, kemajuan dunia yang menjadi modern seperti sekarang ini, adalah berkat tangan orang-orang di kategori Limited Edition…bukan orang kebanyakan. Orang-orang yang sedikit jumlahnya ini ternyata bisa mengubah dunia menjadi luar biasa prima seperti sekarang ini. Inilah kehebatan Limited Edition! Bahkan Tuhan pun pasti menyukai mereka yang sedikit jumlahnya ini.

Namun perlu diingat, istilah Limited Edition ini hanya untuk hal-hal yang baik, bagus dan spektakuler secara positif. Jika ada hal-hal buruk, merusak, dan mengacaukan kehidupan, seperti yang dilakukan oleh penjahat, koruptor, bahkan teroris…yang juga dilakukan oleh sedikit orang…itu bukan Limited Edition, tapi lebih tepat disebut Defect Product! alias produk cacat yang diakibatkan salah dalam men-setting ulang program dari Tuhan Yang Maha Baik.

Nah, kembali ke diri kita masing-masing…cobalah lihat ke dalamnya, apakah kita sudah termasuk dalam kategori Limited Edition ini? Jika masih belum, adalah kemauan dari dalam diri kita untuk menjadi Limited Edition? Ya, semuanya berpulang pada kemauan kita masing-masing, hidup memang sebuah pilihan untuk kita jalani. Hal terpenting perlu dipahami adalah: Jangan salah memilih jalur kehidupan Anda!

Ayo,....Jadilah Limited Edtion!

Taktik Mempengaruhi (Influence Tactics)

Pernahkah Anda mempengaruhi atau di pengaruhi orang lain? Sebenarnya taktik mempengaruhi orang lain telah diformulasikan oleh banyak pakar dan peneliti, tentu bukan di desain untuk mempengaruhi orang dalam perbuatan kejahatan. Pelakunya diharapkan tetap ada dalam rel kebenaran, dan diimplementasikan ke dalam spektrum berpikir menuju kepemimpinan yang efektif (effective leadership). 

Misalnya dalam manajemen organisasi, dimana seorang manajer dituntut untuk mengajak seluruh elemen organisasi bersama-sama dalam menyelesaikan permasalahan organisasi, menuju tujuan organisasi yang ingin dicapai. Seorang pelatih dan manajer bola yang memimpin pemain-pemain kelas dunia dan ingin mereka semua bisa bersatu, berdjoeang memenangkan pertandingan.

Beberapa teori dan formulasi tentang taktik atau teknik mempengaruhi telah bermunculan sejak 20 tahun yang lalu (Kipnis-1980; Schriesheim-1990; Yukl-1992, Ferris-1997). Dari perseteruan pendapat yang ada, boleh dikata yang banyak diterapkan dan dimutasikan dalam penelitian lanjutan adalah metode Influence Behavior Questionanaire (IBQ). 

Suatu metode yang dikembangkan oleh peneliti yang bernama Gary Yukl (1992), professor di University at Albany, Amerika. Metoda IBQ memformulasikan 9 strategi dan teknik mempengaruhi orang lain.

Rational Persuasion: Adalah siasat meyakinkan orang lain dengan menggunakan argumen yang logis dan rasional. Seorang dokter yang memberi nasehat kepada pasien yang perokok berat, dengan menjelaskan efek buruk merokok bagi paru-paru dan hasil penelitian yang membuktikan bahwa para perokok lebih rentan menderita penyakit kronis lain. Adalah salah satu contoh rational persuasion ini. 

Inspiration Appeals Tactics: Adalah siasat dengan meminta ide atau proposal untuk membangkitkan rasa antusias dan semangat dari target person. Contoh nyata penerapannya adalah, seorang menteri yang membawahi departemen komunikasi dan informasi (kominfo), yang membuka kesempatan kepada seluruh komunitas IT untuk membuat proposal dan ide tentang pengembangan e-government di suatu negeri. 

Consultation Tactics: Terjadi ketika kita meminta target person untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang kita agendakan. Misalnya adalah menteri kominfo diatas yang kembali berkonsultasi kepada seluruh komunitas IT di suatu negeri dalam upaya mengajak partisipasi aktif dalam implementasi cetak biru e-government yang telah diproduksi oleh departemennya. 

Ingratiation Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berusaha untuk membuat senang hati dan tentram target person, sebelum mengajukan permintaan yang sebenarnya. Sendau gurau seorang salesman terhadap langganan, pujian seorang pimpinan terhadap bawahan sebelum memberi tugas baru, ataupun traktiran makan seorang partner bisnis adalah termasuk dalam ingratiation tactics ini. 

Personal Appeals Tactics: Terjadi ketika kita berusaha mempengaruhi target person dengan landasan hubungan persahabatan, pertemanan atau hal yang bersifat personal lainnya. Kita bisa mengimplementasikannya dengan memulai pembicaraan misalnya dengan, “Budi, saya sebenarnya nggak enak mau ngomong seperti ini, tapi karena kita sudah bersahabat cukup lama dan saya yakin kamu sudah paham mengenai diri saya …” 

Exchange Tactics: Adalah mirip dengan personal appeal tactics namun sifatnya adalah bukan karena hubungan personal semata, namun lebih banyak karena adanya proses pertukaran pemahaman terhadap kesukaan, kesenangan, hobi, dsb. diantara kita dan target person.
Coalition Tactics: Adalah suatu siasat dimana kita berkoalisi dan meminta bantuan pihak lain untuk mempengaruhi target person. Strategi kemenangan karena jumlah pengikut dipakai dalam siasat ini. 

Pressure Tactics: Terjadi dimana kita mempengaruhi target person dengan peringatan ataupun ancaman yang menekan. Seorang komandan pasukan yang memberi ancaman penurunan pangkat bagi prajuritnya yang mengulangi kesalahan serupa. Adalah contoh implementasi pressure tactics ini. 

Legitimizing Tactics: Adalah satu siasat dimana kita menggunakan otoritas dan kedudukan kita untuk mempengaruhi target person. Presiden yang meminta seorang menteri untuk menyusun rancangan undang-undang, kepala sekolah yang meminta guru menyusun kurikulum pendidikan adalah beberapa contoh penerapan legitimizing tactics.

Referensi:
Stephen P. Robbins and Mary Coulter, “Management (8th Edition)”, Prentice Hall, January 14, 2004.
G. A. Yukl  and J. B. Tracey, “Consequences of Influence Tactics used with Subordinates, Peers, and the Boss”, Journal of Applied Psychology, 77, 525-535, 1992.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...