Blogger Widgets Indonesia SmallBiz Community: Pernahkah Anda berada di titik nadir? Syukurilah! -->

Media Dialog Komunitas 'Small Business' Indonesia

Pernahkah Anda berada di titik nadir? Syukurilah!

Siapa teman dekat yang Anda nilai saat ini paling berhasil dalam hidupnya? Apakah berhasil dari sisi karir, keuangan maupun kehidupan keluarganya. Sekali waktu sempatkan berbicara dengan dia dan tanyakan bagaimana dia bisa hebat seperti itu. Ini adalah cara paling mudah untuk belajar dari orang lain yang semoga bisa menularkan kesuksannya kepada kita.

Sudah barang tentu, kesuksesan seseorang hari ini merupakan hasil dari keputusan-keputusan yang telah diambilnya di masa lalu. Orang yang sukses tersebut juga pasti telah “membayar” harga kesusesannya seperti mau bekerja keras, cerdas memanfaatkan peluang dan biasanya pernah mengalami kondisi yang berat berdarah-darah.

“Beberapa tahun lalu, saya sempat tidak bisa membiayai anak sekolah sehingga terpaksa anak saya sampai berhenti sekolah. Utang menumpuk, setiap hari didatangi debt collector, dan rasanya hidup begitu beratnya,” ungkap seorang teman yang saat ini telah lepas dari kesulitan keuangan yang pernah menderanya beberapa tahun lalu.

Dia menceritakan, dulunya dia terlalu rakus sehingga semua peluang yang datang langsung dihajar tanpa melihat risiko di belakangnya. Ketika bisnisnya macet, karuan saja tiba-tiba utang jadi menggunung. Terutama utang kepada supplier yang barangnya sudah terlanjur dia kirim kepada pemesan. Ketika berada dalam pucak kesulitan hidup, maka anak-istri lah yang paling pertama ikut merasakan akibatnya.

“Saya pernah jalan kaki dari Blok M pulang ke Ciputat karena tidak punya uang sepeser pun. Saya juga pernah makan nge-bon ke Warteg selama dua minggu karena memang tidak punya uang,” tutur teman saya lainnya yang menceritakan pernah mengalami titik nadir hidupnya. Saat ini teman saya ini telah sukses dan telah memiliki asset yang lamayan banyak.

Hal terpenting, ketika kita sedang gagal, merasa berada di titik nadir, janganlah kehilangan akal waras. Tetaplah berpikir positif, perbaiki usaha dan yakin bahwa semua kesulitan itu akan dapat diatasi. Bisa jadi waktunya cepat, atau cukup lama.

Heppy Trenggono, pengusaha kelapa sawit, juga pernah mengalami kebangkrutan terjerat utang sebesar Rp 62 miliar.  Hingga akhirnya Happy dapat bangkit kembali menjadi orang yang merdeka dari “perbudakan” utang dalam waktu tiga tahun.

Saya senang membaca kisahnya keluar dari jeratan hutang dan akhirnya sukses membangun bisnisnya. Anda juga dapat membaca di bukunya yang berjudul “9 Pertanyaan Fundamental, Stretegi membangun kekayaan tanpa riba”.

Berikut saya cuplikkan sebagian dari isi buku tersebut yaitu bagaimana Heppy mengatur keuangannya sehingga bisa secara bertahap memperbaiki hidupnya.
Jika anda ingin menjadi orang sukses dan kaya, kata Heppy Trenggono, maka begitu memperoleh penghasilan—berapa pun jumlahnya—dahulukan diri anda lebih dulu sebelum membayar orang lain.  Jadi, begitu menerima penghasilan,  ada empat pos yang harus anda pastikan terisi.

Pos 1: Sedekah minimal 10% dari penghasilan dalam keadaan lapang maupun sempit. Bersedekah saat sempit memang bukan hal mudah, apalagi pada saat terbelit utang. Tapi justru di situlah rahasia yang sesungguhnya. Rahasia iman dan rahasia kekayaan yang akan membuat keadaan kita jauh lebih baik.

Pos 2: Menabung minimal 10% dari penghasilan untuk dana investasi. Dengan dana ini, maka begitu kita melihat ada peluang investasi baru dikeluarkan.

Pos 3: Alokasi pelayanan keluarga. Dari pendapatan yang anda peroleh, setelah dipotong sedekah dan investasi, pos berikutnya adalah untuk keluarga. Pastikan keluarga anda memiliki kehidupan. Jangan sampai anda mezalimi mereka.

Pos 4: Pos terakhir adalah necessity atau kebutuhan sehari-hari, mulai dari konsumsi rumah tangga, membayar berbagai tagihan, utang dan segala rupa pengeluaran yang tidak termasuk dalam sedekah, tabungan investasi dan pelayanan keluarga. Pos inilah yang paling sering tidak terkendali dan sering membuat seseorang terperosok dalam kehidupan yang hina. Tantangan kita yang sesungguhnya adalah mengendalikan pos necessity ini.

Tertarik menjalankan? Hati-hati. Sebab kalau konsisten menjalankan maka sukses menanti di depan Anda. Kalau saat ini sedang berada di titik nadir hidup, yang terasa begitu berat… Bersukurlah, karena itu artinya Tuhan memberi pelajaran pada kita untuk memperbaiki cara hidup.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...